Gempa di Morotai; Semalam Mengungsi di Kebun

Suara gemuruh atap yang berderak dan tanah yang bergoyang dengan kuat membangunkan saya dari tidur. Seketika mata saya terbuka lebar, namun tak ada yang terlihat. Hanya sedikit cahaya dari luar kamar saya. Ah, semalam saya memang mematikan lampu kamar ketika hendak tidur. Sambil meraba-raba, saya mencari dimana letak kacamata dan juga jilbab saya. Terburu-buru saya mengenakan keduanya dan hendak menuju pintu ketika guncangan semakin kuat dan tiba-tiba listrik mati total. Untungnya tangan saya sempat meraih powerbank kecil yang biasa saya gunakan sebagai senter dan langsung menyalakannya dan tergesa-gesa membuka pintu kamar. Beberapa kali tangan saya tergelincir dari gagang pintu karena gemetar. Continue reading

Sudah Dua Tahun, Ndra…

Alm. dr. Dionisius Giri Samodra

Bagaimana sih rasanya ditinggalkan oleh dua orang sahabatmu sekaligus dalam waktu yang cukup singkat? Ah, rasanya seperti mimpi saja. Dan sampai sekarangpun aku masih berharap itu semua hanya mimpi buruk. Dan sekarang sudah dua tahun, Ndra. Dua tahun. Dua tahun kau meninggalkan kami semua. Rasanya hal itu baru saja terjadi kemarin. Aku masih ingat dengan jelas, perasaan sesak, gelisah dan sedih ketika tahu kabar buruk yang menimpamu, Ndra. Aku masih bisa membayangkan tawamu yang menggelegar di sepanjang koridor fakultas. Aku masih bisa membayangkan pipimu yang menyembul karena senyum di bibirmu. Continue reading

Visit Morotai; Air Terjun dan Pantai Batu Kopi

“Ky, sebenarnya kau itu kerja atau liburan sih? Kenapa foto-foto di instagrammu isinya foto jalan-jalan semua?”

Cukup sering saya diberikan pertanyaan demikian dan saya selalu menanggapi dengan tawa jika mendapatkan pertanyaan menuduh seperti itu. Yah, habisnya mau bagaimana lagi? Kerja di tempat terpencil namun memiliki banyak pantai dan laut yang indah tentu saja akan mubazir jika saya lewatkan begitu saja. Bahkan pantai yang berjarak hanya lima menit jalan kaki dari rumah dinas saya saja sangat instagram-able. Hahaha… Tiap ada kesempatan, biasanya saya selalu pergi mengunjungi satu persatu tempat wisata di Pulau Morotai—tempat kerja saya—mulai dari tempat yang terkenal hingga yang namanya belum pernah terdengar sama sekali bersama teman-teman PTT ataupun pegawai puskesmas saya. Continue reading