Naik Kapal Lagi; Efek Naiknya Harga Tiket Pesawat Terhadap Kehidupan Berumah Tangga

Saya memandang ke arah kapal dengan ngeri. Dari kejauhan, tampak antrian manusia yang demikian panjang dan semrawut. Semua orang berdesak-desakkan dan saling menyerobot antrian mencoba untuk mencapai tangga terlebih dahulu dan naik dengan tergesa-gesa. Belum lagi bayangan akan wangi semerbak dari keringat para penumpang dan buruh yang behimpit-himpitan sambil membawa barang bawaannya. What am I doing here?

Ah, bukannya saya sok tak mau naik kapal ketika berpergian. Bukan. Toh, dulu waktu pesawat belum terlalu populer, saya selalu naik kapal jika ingin pulang kampung. Hanya saja, saya tak sanggup jika harus tidur melantai atau mengemper di pinggir lorong ataupun di sela-sela tangga jika tak dapat tempat tidur. Sendirian pula. Yah, sejak beberapa tahun lalu, ada aturan baru bahwa semua kamar kelas di kapal PELNI harus ditutup dan semua penumpang hanya bisa membeli tiket ekonomi. Dan lagi, saya hendak ke Jayapura, butuh waktu 4 hari 3 malam jika naik kapal ke sana dari Tidore. Well, sekarang saya kerja di Tidore. Kenapa bisa pindah dari Morotai ke Tidore? Hmm… ceritanya agak lumayan panjang dan akan saya buat tulisan tersendiri untuk itu. *sokpenting* Hehehe….

Continue reading

Dokter di Pulau; Pusling ke Cio Dalam

“Mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman bertualang.” ~OST. Ninja Hatori

Tiba-tiba saja saya teringat dengan film kartun jaman saya masih kanak-kanak dulu. Perjalanan ke Desa Cio Dalam sama persis dengan lirik lagu tersebut. Desa Cio Dalam adalah satu di antara tujuh desa lain yang berada di ruang lingkup kerja puskesmas saya. Diantara tujuh desa itu, terdapat tiga desa—salah satunya Desa Cio Dalam—yang sangat sulit dijangkau karena harus melewati gunung, lembah, sungai dan juga laut. Sama persis seperti lirik lagu ninja hatori itu. Hehehe…

Hari senin pagi, saya, teman-teman dari Nusantara Sehat dan beberapa pegawai puskesmas yang lain sudah bersiap-siap untuk melakukan puskesmas keliling di Desa Cio Dalam. Setelah satu tahun bertugas di Pulau Morotai, baru sekali ini saya benar-benar menginjakkan kaki di desa ini. Dua desa lainnya meskipun sulit dijangkau, namun saya cukup sering berkunjung ke sana. Entahlah, saya juga bingung dan lupa alasannya mengapa saya selalu melewatkan kesempatan melakukan pelayanan kesehatan di Cio Dalam. Continue reading

Kisah Romantis Itu Bukan Cuma Dilan dan Milea!

“The most romantic love story isn’t Romeo and Juliet who died together, but Grandpa and Grandma who grew old together.”

Tak seperti biasanya Puskesmas Wayabula pagi itu terlihat cukup sepi. Hanya ada satu orang pasien yang sedang mendaftar di loket. Seorang pegawai puskesmas yang bertugas memeriksa tekanan darah pasien dan beberapa pegawai lainnya yang duduk masing-masing di ruangannya berkutat dengan laporan akhir bulan yang harus segera diselesaikan. Oh iya, ada juga tiga orang pegawai lainnya yang sedang duduk mengobrol dengan suara berbisik di pintu masuk.

Langit terlihat mendung, meskipun rintik hujan belum juga jatuh. Mungkin saja karena mendung puskesmas jadi sepi. Orang-orang lebih memilih untuk berdiam di rumahnya atau mungkin saja semua warga Desa Wayabula semuanya sehat-sehat saja. Alhamdulillah. Continue reading