Naik Kapal Lagi; Efek Naiknya Harga Tiket Pesawat Terhadap Kehidupan Berumah Tangga

Saya memandang ke arah kapal dengan ngeri. Dari kejauhan, tampak antrian manusia yang demikian panjang dan semrawut. Semua orang berdesak-desakkan dan saling menyerobot antrian mencoba untuk mencapai tangga terlebih dahulu dan naik dengan tergesa-gesa. Belum lagi bayangan akan wangi semerbak dari keringat para penumpang dan buruh yang behimpit-himpitan sambil membawa barang bawaannya. What am I doing here?

Ah, bukannya saya sok tak mau naik kapal ketika berpergian. Bukan. Toh, dulu waktu pesawat belum terlalu populer, saya selalu naik kapal jika ingin pulang kampung. Hanya saja, saya tak sanggup jika harus tidur melantai atau mengemper di pinggir lorong ataupun di sela-sela tangga jika tak dapat tempat tidur. Sendirian pula. Yah, sejak beberapa tahun lalu, ada aturan baru bahwa semua kamar kelas di kapal PELNI harus ditutup dan semua penumpang hanya bisa membeli tiket ekonomi. Dan lagi, saya hendak ke Jayapura, butuh waktu 4 hari 3 malam jika naik kapal ke sana dari Tidore. Well, sekarang saya kerja di Tidore. Kenapa bisa pindah dari Morotai ke Tidore? Hmm… ceritanya agak lumayan panjang dan akan saya buat tulisan tersendiri untuk itu. *sokpenting* Hehehe….

Continue reading