Sebagai seorang dokter, tentu saja saya telah melihat banyak sekali kematian. Sama banyaknya pula saat mata saya menyaksikan lahirnya manusia yang baru di dunia. Dulu, saya pikir saya akan terbiasa dengan tangis pilu penuh duka keluarga yang ditinggalkan oleh orang terkasihnya. Dulu, saya pikir saya akan terbiasa dengan tangis suka cita penuh haru oleh ibu yang meskipun kesakitan, namun tetap tersenyum sambil menatap penuh cinta anaknya yang baru saja menghirup udara yang sama dengannya. Dulu, saya pikir saya akan terbiasa dengan semua itu. Nyatanya, bahkan setelah menyandang gelar dokter di depan nama pun, saya masih tetap tak terbiasa dengan hal tersebut. Selalu terselip perasaan sedih ketika melihat pasien yang tengah meregang nyawa dan tak berdaya untuk saya selamatkan. Selalu terselip rasa haru, ketika mendengar tangisan bayi yang baru saja lahir. Continue reading