Suka Makan Jengkol? Hati-hati Gagal Ginjal!

keracunan-makanan

Bagi sebagian orang, jengkol merupakan makanan favorit. Selain karena rasanya yang (katanya) gurih, jengkol juga membuat makanan menjadi lebih sedap. Bagi sebagian yang lainnya lagi, jengkol hanya dikenal sebagai makanan yang baunya menyengat. Saya termasuk dalam golongan yang terakhir. Karena baunya itulah saya tak pernah mencoba untuk mencicipinya meskipun hanya sesuap.

Pernah suatu kali, saya tak sengaja memakan nasi goreng jengkol yang dimasak oleh teman saya. Hasilnya? Saya hampir memuntahkan seluruh isi perut saya disuapan pertama dan akhirnya ditertawakan. Rasanya saya hampir mati karena keracunan dan tentu saja itu tidak mungkin. Hanya memakan sesuap nasi goreng jengkol tidak akan membuatmu mati, namun mengonsumsi jengkol memang bisa membuatmu keracunan dan berakhir dengan gagal ginjal.

Mungkin kamu jadi bertanya-tanya, bagaimana mungkin hanya dengan memakan jengkol bisa menyebabkan keracunan? Apakah karena jengkol yang dimakan sudah basi atau kadaluarsa sehingga tak layak dikonsumsi? Atau apakah karena jengkol yang dimasak bereaksi dengan suatu bumbu sehingga menimbulkan zat kimia beracun? Bukankah jika ia beracun seharusnya tak pernah ada yang memakannya?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam biji jengkol terdapat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, antara lain protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium dan zat besi. Bahkan disebutkan bahwa kandungan protein yang dimiliki oleh jengkol jauh lebih besar dibandingkan kandungan protein yang terdapat pada tempe. Namun, selain kandungan nutrisi tersebut, ternyata jengkol atau yang bahasa latinnya Archidendron Pauciflorum ini memiliki kandungan lain yang jika terendap di dalam tubuh dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan keracunan, yaitu asam jengkolat.

Asam jengkolat merupakan senyawa asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur atau belerang, dan karena unsur sulfur itulah jengkol memiliki bau tak sedap. Namun, yang lebih penting, asam jengkolat yang tertimbun di dalam tubuh dapat mengkristal dan menyebabkan keracunan.

Gejala keracunan muncul jika kristal-kristal asam jengkolat telah menyumbat saluran kemih. Penderita akan mengeluhkan rasa nyeri di perut atau pinggang, kadang-kadang disertai mual dan muntah, kemudian ada juga rasa nyeri saat berkemih. Sangat mirip dengan gejala batu ginjal. Volume urin juga biasanya berkurang dan pada kasus yang berat terdapat darah pada urin dan bahkan penderita tak dapat berkemih sama sekali. Jika hal ini dibiarkan berlanjut dan terlambat ditangani, tentu saja akan menyebabkan gagal ginjal akut. Jika telah mengalami keracunan, keluhan akan muncul setelah 5-12 jam atau paling cepat 2 jam setelah mengonsumsi jengkol dan paling lambat hingga 36 jam kemudian.

Bagaimana cara menangani keracunan jengkol? Jika gejala yang muncul cukup ringan, maka penderita hanya disarankan untuk meminum air yang banyak dan juga diberikan natrium bikarbonat sehingga diharapkan kristal-kristal asam jengkolat dapat keluar melalui urin. Namun, jika gejala yang ditimbulkan cukup berat hingga penderita sama sekali tak bisa berkemih, maka sebaiknya langsung ke puskesmas atau rumah sakit terdekat agar bisa segera ditangani oleh dokter. Pada umumnya, orang yang mengalami keracunan jengkol dapat sembuh tanpa ada komplikasi apapun jika ditangani dengan tepat.

Nah, setelah mengetahui fakta di atas, jangan takut untuk mengonsumsi jengkol ya! Entah itu dimasak semur, dibuat jadi sambal ataupun dimakan sebagai lalapan, selama dimakan dalam porsi yang cukup dan tidak berlebihan, jengkol tetap aman untuk dikonsumsi kok. Namun, yang paling penting untuk diingat, jangan lupa sikat gigi setelahnya ya! 🙂

One thought on “Suka Makan Jengkol? Hati-hati Gagal Ginjal!

Leave a Reply