Bagaimana sih rasanya ditinggalkan oleh dua orang sahabatmu sekaligus dalam waktu yang cukup singkat? Ah, rasanya seperti mimpi saja. Dan sampai sekarangpun aku masih berharap itu semua hanya mimpi buruk. Dan sekarang sudah dua tahun, Ndra. Dua tahun. Dua tahun kau meninggalkan kami semua. Rasanya hal itu baru saja terjadi kemarin. Aku masih ingat dengan jelas, perasaan sesak, gelisah dan sedih ketika tahu kabar buruk yang menimpamu, Ndra. Aku masih bisa membayangkan tawamu yang menggelegar di sepanjang koridor fakultas. Aku masih bisa membayangkan pipimu yang menyembul karena senyum di bibirmu. Continue reading
BELKAGA; Bulan Eliminasi Kaki Gajah
Sore itu saya tengah berada di Puskesmas. Jam kantor telah usai, namun karena ada pasien rawat inap yang baru saja masuk akhirnya saya kembali ke puskesmas. Hujan masih turun dengan deras dan entah mengapa sore itu Nurul—dokter gigi di puskesmas saya—menemani saya kembali ke puskesmas.
Hujan masih sangat deras ketika kami hendak pulang ke rumah. Setengah berlari, kami menembus guyuran air yang tak menunjukkan tanda-tanda akan reda. “Nurul, awas cacing filariasis!” Saya berteriak memperingatkan Nurul saat kakinya menyentuh kubangan air penuh lumpur. Begitu sampai di rumah saya jadi mengingat-ingat lagi apa yang saya katakan pada Nurul tadi. Ah, filariasis itu kan ditularkan lewat nyamuk. Kenapa juga tadi saya harus heboh mengatakan pada Nurul untuk tidak menginjak becek karena takut cacing? Continue reading
Visit Morotai; Air Terjun dan Pantai Batu Kopi
“Ky, sebenarnya kau itu kerja atau liburan sih? Kenapa foto-foto di instagrammu isinya foto jalan-jalan semua?”
Cukup sering saya diberikan pertanyaan demikian dan saya selalu menanggapi dengan tawa jika mendapatkan pertanyaan menuduh seperti itu. Yah, habisnya mau bagaimana lagi? Kerja di tempat terpencil namun memiliki banyak pantai dan laut yang indah tentu saja akan mubazir jika saya lewatkan begitu saja. Bahkan pantai yang berjarak hanya lima menit jalan kaki dari rumah dinas saya saja sangat instagram-able. Hahaha… Tiap ada kesempatan, biasanya saya selalu pergi mengunjungi satu persatu tempat wisata di Pulau Morotai—tempat kerja saya—mulai dari tempat yang terkenal hingga yang namanya belum pernah terdengar sama sekali bersama teman-teman PTT ataupun pegawai puskesmas saya. Continue reading