Bukan Iklan Layanan Masyarakat; Patah Hati Membunuhmu

Broken Heart Syndrome

Ketika mendengar kata patah hati, kebanyakan orang akan menggambarkan simbol hati dengan garis bergerigi di tengahnya. Bahkan menyangkutpautkan dengan kalimat kiasan bahwa “cinta ini membunuhku” seperti lirik lagu yang dinyanyikan oleh salah satu band Indonesia.

Patah hati memang hal yang biasa dialami oleh setiap orang yang tengah dimabuk cinta. Ketika jatuh cinta rasanya selalu bahagia, seperti terbang ke atas awan dan melambung tinggi. Namun, ketika patah hati, rasanya seperti diempaskan kembali ke bumi. Sungguh berat rasanya, bernapas pun tak sanggup,  seperti mau mati saja dan kemudian muncul istilah seperti tanda kutip di atas.

Namun, pernahkah terpikir oleh kalian bahwa patah hati dapat benar-benar membunuh seseorang? Bukan karena stress dan akhirnya bunuh diri, tetapi karena hal tersebut menjadi sesuatu yang memicu timbulnya penyakit. Dalam ilmu kedokteran, ternyata patah hati dapat menyebabkan gangguan jantung dan bisa berakhir dengan kematian. Penyakit jantung akibat patah hati ini kemudian oleh para dokter disebut dengan istilah Broken Heart Syndrome.

Broken Heart Syndrome atau sindrom patah hati pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti dari jepang yang bernama Sato, pada tahun 1990.  Ia menemukan bahwa rasa kehilangan yang mendalam atas orang yang dicintai bisa menyebabkan gejala yang mirip dengan serangan jantung, seperti jantung yang berdebar-debar, dada terasa sakit, kesulitan bernapas dan lain-lain. Parahnya lagi, hal ini dapat mengakibatkan kematian jika tak tertangani dengan cepat dan tepat.

Dalam bahasa jepang, Broken Heart Syndrome disebut dengan nama Takotsubo Cardiomyopathy*. Takotsubo dalam bahasa jepang didefinisikan sebagai perangkap gurita. Sekilas kita jadi bertanya-tanya, apa hubungannya perangkap gurita dengan sakit jantung? Ternyata, sebutan itu merujuk pada gambaran echocardiography* pasien yang terlihat seperti perangkap gurita yang sering dipakai oleh para nelayan di sana.

Tidak seperti serangan jantung, pada Broken Heart Syndrome tidak terdapat tanda-tanda yang menunjukkan adanya penyumbatan pembuluh darah jantung dan hal inilah yang menjadi pembeda keduanya. Pada Broken Heart Syndrome, terdapat bagian jantung yang membesar secara tiba-tiba dan bagian jantung tersebut tidak dapat memompa dengan baik. Namun, secara umum fungsi bagian jantung lainnya masih berjalan dengan normal, bahkan berkontraksi dengan lebih kuat. Para peneliti masih mempelajari penyebabnya dan bagaimana mendiagnosis serta mengobatinya. Penyebab yang paling mungkin yang saat ini sering didiskusikan adalah adanya faktor psikologis seperti stress yang berlebihan dan penyebab stress itulah yang harus ditangani dengan tepat agar kondisi pasien dapat sembuh total tanpa kerusakan jantung yang berarti.

Belum ada pengobatan standar yang digunakan untuk mengobati sindrom patah hati ini. Biasanya setelah mendiagnosis, dokter kemudian memberikan terapi sesuai dengan gangguan jantungnya dan memberikan terapi psikologis untuk mengobati stress yang dialami pasien. Jadi, hal terbaik untuk membantu penyembuhan dari sindrom patah hati adalah dukungan emosional dari keluarga pasien agar stress yang dialami bisa segera teratasi.

Lantas, apakah semua orang yang sedang patah hati akan mengalami Broken Heart Syndrome? Jawabannya, belum tentu. Umumnya, yang terserang penyakit ini adalah mereka yang benar-benar mengalami trauma yang mendalam akibat kehilangan sesuatu yang dicintai secara tiba-tiba hingga sampai pada tahap depresi. Sebagai contoh, seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya dalam kecelakaan mobil atau seorang pengusaha yang habis tertipu milyaran rupiah dan kemudian pailit. Jadi, sindrom patah hati ini bukan melulu soal percintaan antara sepasang kekasih yang lagi kasmaran. Bukan saja patah hati karena kehilangan pasangan. Kejadian apapun yang menyebabkan tekanan psikis dan menimbulkan syok seperti kehilangan uang dalam jumlah besar pun bisa menimbulkan Broken Heart Syndrome.

Meskipun lebih dari 90% kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita berusia 58 hingga 75 tahun, bukan berarti yang berusia jauh lebih muda tak berpotensi mengalaminya.  Penelitian lainnya menyatakan bahwa sedikitnya sebanyak 6% wanita yang dievaluasi dengan serangan jantung sebenarnya disebabkan oleh Broken Heart Syndrome dan kemudian di Amerika Serikat disebutkan bahwa jumlah kasus yang tak terdeteksi bisa jauh lebih besar lagi daripada jumlah yang telah dilaporkan.

Nah, walaupun jumlah kasus yang terjadi tidak terlalu banyak, jangan menyepelekan penyakit ini. Karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Broken Heart Syndrome yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Meskipun sebenarnya penyakit ini lebih sering sembuh dengan sempurna dalam waktu 4 sampai 8 minggu, tak ada salahnya jika kita berhati-hati. Jika menemukan keluarga atau kerabat yang mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas setelah mendapatkan tekanan emosional yang besar, segera periksakan ke dokter.

Cara mencegah dan mengatasi Broken Heart Syndrome sebenarnya cukup mudah. Jangan biarkan dirimu terlarut dalam kesedihan. Jika ada masalah, segera bicarakan dengan orang terdekat. Meskipun nantinya tak mendapatkan solusi, setidaknya bisa sedikit mengurangi beban pikiran. Lakukanlah hal-hal yang menyenangkan. Jangan biarkan ingatanmu jatuh cinta pada masa lalu yang akhirnya membuat dirimu semakin merasa patah hati. Dan yang terpenting, ingatlah untuk bercerita kepada Sang Pencipta.

Yakinlah, jika kita mencintai dalam takaran yang pas, apapun yang terjadi kelak, pasti bisa kita lewati. Mencintailah sewajarnya. Segala yang berlebihan tak baik adanya. Makanan yang dimasak saja, jika dibumbui dengan berlebihan pasti tak sedap rasanya. Begitu pula dengan cinta. Ketika kehilangan, ikhlaskanlah kepergiannya. Karena sesuatu yang telah ditakdirkan untukmu, takkan berubah sesuai dengan keinginanmu bagaimanapun caranya.

Ah, saya jadi teringat dengan lirik lagu grup musik favorit saya. Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi? Seperti tersirat makna siapkah kamu untuk patah hati? Hahaha… Setelah membaca tulisan ini, jangan takut untuk jatuh cinta ya guys!


Catatan Kaki :
Cardiomyopathy : Berasal dari kata cardio yang berarti jantung, myo yang berarti otot dan pathy yang berarti kerusakan. Jadi jika digabungkan, cardiomyopathy memiliki arti kerusakan otot jantung.
Echocardiography : Pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang ultrasound untuk mengamati struktur, pembuluh darah dan fungsi jantung. Biasa disebut dengan USG jantung.

Referensi :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25565459
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/Cardiomyopathy/Is-Broken-Heart-Syndrome-Real_UCM_448547_Article.jsp
http://www.health.harvard.edu/heart-health/takotsubo-cardiomyopathy-broken-heart-syndrome
http://emedicine.medscape.com/article/1513631-overview

6 thoughts on “Bukan Iklan Layanan Masyarakat; Patah Hati Membunuhmu

    • Dlm dunia medis, curhat disebut dgn ventilasi. Dlm ilmu psikologi, ini adlh cara utk membagi pemikiran trhdp sesama manusia. Nah, jika ada gangguan ventilasi, bisa berdampak buruk pada kesehatan psikologis. Ada dokter dari stanford, lupa k siapa namanya, katanya berbagi masalah dgn org lain terbukti dpt meringankan stress, krn manusia adalah makhluk sosial, shga berbicara dgn org lain bisa menjadi sumber dukungan. Krn ada perasaan lega setelah didengarkan ceritanya oleh org lain, hormon2 yg dikeluarkan saat stress pun berkurang (hormon ini menyebabkan aliran darah meningkat, berdebar2, perasaan sedih dll). Kira2 spt itu penjelasannya.

  1. Pingback: Ide, Sudut Pandang, dan Kerangka Tulisan (Pertemuan Kedua Kelas Menulis Kepo IV) | Mujahid Zulfadli

Leave a Reply