Bikin SKCK itu Mudah dan Murah!

“Ini bikin SKCK untuk apa mbak?”

“Mau ngelamar kerja, Pak.” Jawab saya mantap.

Sekilas bapak polisi itu tampak mengerutkan keningnya. Mungkin bingung, kenapa perempuan yang duduk di depannya dan mengaku sebagai dokter ini masih mencari pekerjaan. Saya hanya tersenyum sumringah dan memaklumi wajah herannya.

“Memangnya dulu kerja dimana? Jangan sering pindah-pindah mbak, nanti ndak bisaki jadi kepala rumah sakit.” Dan sayapun hanya bisa cengengesan tak jelas.

Membuat SKCK (surat keterangan catatan kepolisian) biasanya memang dibuat oleh mereka yang ingin melamar pekerjaan ataupun hanya sebagai kelengkapan berkas di kantor atau sebagai persyaratan untuk menerima beasiswa. Namun, tidak sedikit dari mereka yang ingin membuat SKCK justru tak tahu bagaimana caranya dan bagaimana memulainya. Termasuk saya tentunya. Hehehe…

Berawal dari chattingan teman yang mengirimkan lowongan kerja bagi dokter di PT.Angkasa Pura, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar di sana. Toh, masa kontrak saya sebagai dokter internsip di salah satu rumah sakit di daerah akan selesai dalam hitungan hari dan saya masih tak punya rencana yang jelas akan ke mana setelah ini. Nah, salah satu persyaratan yang disebutkan di situ adalah memiliki surat keterangan catatan kepolisian yang masih berlaku. Untung saja ada adik saya yang bisa saya tanyai mengenai bagaimana caranya membuat SKCK, secara dia baru saja membuatnya beberapa hari yang lalu.

“Pergi dulu ke pak RT, kak. Minta pengantar untuk ke kelurahan, trus abis itu baru ke polsek, habis dari polsek baru ke polda.”. Ujar adik saya ketika saya bertanya bagaimana caranya membuat SKCK.

“Aduh, ndak sempatmi pergi ke kelurahan lagi. Bagaimanami?”

“Coba saja pale langsung ke polsek. Siapa tau bisaji. Jangan lupa bawa fotokopi kartu keluarga, fotokopi ijazah terakhir sama pas fotota ukuran 3×4 dan 4×6.”

Saat itu sudah lewat pukul sebelas siang. Untung saja, rumah saya hanya berjarak lima menit dengan mengendarai mobil ke polsek daerah saya. Sesampainya di sana, sudah ada banyak sekali orang yang mengantri. Ah, seharusnya saya datang sejak pagi. Mungkin karena melihat saya yang celingak-celinguk seperti anak hilang, seorang lelaki yang tampaknya berumur sebaya dengan saya menepuk bahu saya. “Mau bikin SKCK juga?”. Salah tingkah, saya cuma bisa mengangguk sambil tersenyum. “Oh, kumpul saja berkasta di sana.” Ujar lelaki itu sambil menunjuk meja paling ujung di ruangan itu. Melihat saya yang kemudian tergesa-gesa membuka map sambil mengeluarkan isinya, lelaki itu kembali berkata “Kumpul saja fotokopi kartu keluargata dua lembar, fotokopi ijazah terakhir dua lembar, pas foto 3×4 satu lembar sama pas foto 4×6 satu lembar.”

“Ituji? Kukira harus pake pengantar dari lurah?”

“Hmm… ndakji kayaknya. Karena saya tadi begituji.” Dalam hati saya bersyukur, ternyata saya tak perlu berempong-rempong ria lagi mengurus surat-apapun-itu dari kelurahan. Dengan segera sayapun merapikan berkas-berkas yang harus dikumpul dan meletakkannya di meja paling ujung. Sayangnya, karena sudah tiba waktu salat duhur, bapak polisi yang bertugas membuat SKCK mohon ijin untuk istirahat dan menyuruh kami semua kembali pukul satu siang nanti.

Saya kembali ke kantor polsek sudah hampir pukul dua siang. Saya pikir, ngapain juga saya buru-buru kembali ke sana kalau masih ada banyak orang yang mengantri di depan saya? Hehehe… Ternyata, prediksi saya tepat. Baru juga sepuluh menit menginjakkan kaki di ruangan pembuatan SKCK, nama saya dipanggil dan terjadilah percakapan seperti di awal tulisan ini.

“Sekarang sudah hampir tutup jam pelayanan di polda mbak. Sebaiknya besok pagipi baru kita ke sana. Atau, kalau mauki, ke sanami ki sekarang, untuk ambil blanko, biar diisi dulu di rumah, terus besok pagi pergimi ke sana lagi untuk bikin sidik jari.” Begitulah kita-kira instruksi dari bapak polisi tersebut. Saya hanya bisa mengangguk-angguk tanpa benar-benar paham apa yang dikatakannya. Proses dari nama saya dipanggil hingga surat pengantar SKCK saya jadi dan siap diambil hanya memakan waktu sekitar lima menit dan itu semua gratis! Padahal saya pikir setidaknya saya harus membayar biaya cetaknya.

no-antrian

Begitu sampai di kantor polda, saya diarahkan untuk naik ke lantai tiga. Dan seperti yang sudah bisa saya tebak, nomor antrian yang saya ambil sudah mencapai angka sembilan puluh. Tampaknya tak ada harapan saya bisa menyelesaikan semua urusan hari itu juga. Karena ini adalah kali pertama saya membuat SKCK, maka saya diberikan blanko kosong yang harus diisi dan diarahkan untuk pergi ke ruangan 107 di lantai satu untuk membuat sidik jari—yang akhirnya saya tahu membuat sidik jari itu maksudnya adalah kesepuluh jari tangan kita dilumuri tinta dan kemudian ditempelkan di blanko, lalu bapak polisi yang bertugas akan memeriksanya dengan kaca pembesar dan menuliskan kode-kode yang saya tak tahu apa itu. Sayangnya, waktu pelayanan telah usai sehingga mau tidak mau saya harus kembali keesokan harinya untuk prosedur selanjutnya.

Esok harinya, sejak pukul delapan pagi saya telah menginjakkan kaki di kantor polda. Setelah berlumuran tinta di ruangan 107, saya kemudian naik lagi ke lantai tiga untuk mengembalikan blanko yang telah berisi kode sidik jari saya. Saya pikir, setidaknya saya harus menunggu hingga satu jam untuk mendapatkan SKCK, namun ternyata belum sampai sepuluh menit saya duduk manis menunggu, nama saya telah dipanggil lagi untuk mengambil SKCK saya yang telah jadi. Dan biaya administrasi yang harus saya bayar hanya sepuluh ribu rupiah! Kalau kamu mau sekalian melegalisir SKCK-mu, bisa langsung saat itu juga dan tanpa dipungut biaya. Kecuali jika kamu ingin menggunakan mesin fotokopi di sana, biaya yang dikenakan hanya lima ratus rupiah per lembarnya.

kuitansi

Oh iya, berkas-berkas yang harus kamu siapkan untuk dikumpulkan di kantor polda adalah surat pengantar SKCK dari polsek, fotokopi ijazah terakhir, fotokopi kartu keluarga, empat lembar pas foto 4×6 dan dua lembar pas foto ukuran 3×4.

Kesimpulannya, membuat SKCK itu mudah dan murah! Jangan percaya pada calo yang menawarkan untuk membuatkanmu SKCK dalam waktu singkat dengan membayar ratusan ribu, kalau ternyata kamu bisa membuatnya sendiri dan itu justru lebih mudah dan murah. Semoga saja tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya ya!

One thought on “Bikin SKCK itu Mudah dan Murah!

  1. Jadi inget pas diterima di sebuah bank swasta, terus dikasih tahu oleh orang SDM kalau salah salah satu persyaratan administrasinya adalah penyerahan kopi SKCK yang masih berlaku. Dalam hati saya ngomel-ngomel, soalnya ini kan masuk ke perusahaan swasta, bukan mau jadi pegawai negeri. Tapi toh, akhirnya jadi juga …

Leave a Reply to Dyah Cancel reply